
Pesawat tempur Mirage 2000-5. (foto: istimewa)
PENGIRIMAN 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar ke Indonesia dimulai. Pesawat-pesawat tersebut, yang merupakan bagian dari armada Qatar, dijual setelah mendapatkan persetujuan dari Prancis. Pengiriman dilakukan oleh Defense Conseil International (DCI), sebuah perusahaan swasta Prancis yang berbasis di Qatar, dengan pesawat kargo Antonov 124.
Kesepakatan antara Qatar dan Indonesia disusun oleh E-Systems Solutions, sebuah perusahaan berbasis di Dubai yang dimiliki oleh seorang pengusaha Prancis dan mantan perwira angkatan udara Prancis bernama Habib Boukharouba. Setelah pensiun, Boukharouba mendirikan bisnis yang sukses di Dubai yang bergerak di bidang penjualan dan penyewaan pesawat kargo. Perusahaan itu beroperasi di negara-negara Teluk dan Afrika selama sepuluh tahun terakhir.
Mitra bisnis Boukharouba adalah seorang pengusaha dan konsultan, bernama Prabowo Subianto, yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Indonesia. Subianto juga spesialis dalam bidang yang terkait dengan “electronic warfare”.
Sebagai pihak yang mengatur transaksi finansial, negosiasi dilakukan secara rahasia oleh perusahaan Ceko yang bernama Excalibur International, sebuah perusahaan perdagangan dan ekspor yang berfokus pada peralatan perang. Excalibur adalah perusahaan anak yang didirikan oleh perusahaan senjata Czechoslovak Group (CSG), yang dimiliki oleh keluarga Strnad.
Keluarga Strnad memperoleh kekayaan dan reputasi mereka setelah runtuhnya Uni Soviet, dengan menjual senjata Soviet terutama di Afrika dan Asia. Kemudian, keluarga itu juga menjual senjata Barat di negara-negara tersebut yang diproduksi oleh General Dynamics dan Nexter. Keluarga Strnad dan CSG juga menjadi perwakilan Elbit System dalam negosiasi untuk menjual sistem perusahaan Israel tersebut ke Azerbaijan.
Sejak dimulainya perang di Ukraina, CSG terlibat dalam penjualan amunisi ke Kiev. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan tersebut telah menandatangani banyak kontrak di Indonesia, termasuk satu yang ditandatangani pada Desember 2022 untuk memasok rudal pertahanan udara yang diproduksi oleh Roketsan Turki.
Dengan kontrak Mirage ini, Indonesia mencoba menutup kesenjangan operasional yang disebabkan oleh penuaan pesawat tempur Su-27 dan Su-30 mereka.
Sejauh yang diketahui, Angkatan Udara Indonesia tidak secara khusus menginginkan pesawat tempur Qatar itu, yang pada awalnya ditujukan untuk dijual ke Bulgaria atau Ukraina. Namun, melalui mediasi Subianto dan setelah beberapa bulan negosiasi, keputusan pembelian itu akhirnya diambil.
FB AGUSTINUS EDY KRISTIANTO