
WUDHU. Sekali berwudhu, orang rata-rata menghabiskan 2,79 lt air. Dalam sehari 14 lt air.
Masjid Ramah Lingkungan (4)
Oleh: Suprio Guntoro
ALHAMDULILLAH, ternyata saya bisa menemukan sebuah masjd yang bisa dikatakan sebagai “embrio” masjid ramah lingkungan di Bali.
Memang belum total ramah lingkungan, namun dari program-program masjid ini sudah merintis diri ke terwujudnya masjid ramah lingkungan.
Masjid itu adalah masjid Al Hikmah, yang berada di Jalan Pura Duwe no 9 masuk wilayah Kecamatan Denpasar Barat.
- Arsitektur Ekologis
Jika masjid Sudirman secara fisik telah total mencerminkan ramah lingkungan, karena dibangun dengan arsitektur ekologis. Sedangkan Al Hikmah secara fisik, meski dindingnya juga telah dilengkapi lubang-lubang ventilasi, namun belum sesempurna seperti masjid Sudirman. Suhu udarapun di dalam tidak terlalu panas, namun belum sesejuk masjid Sudirman. Sehingga pada saat shalat berjamaah masih menggunakan kipas angin untuk membantu menyejukkan ruangan.
Jika Masjid Sudirman fisiknya yang mencerminkan ramah lingkungan, yaitu dibangun dengan arsitektur ekologis.
Sedangkan Al – Hikmah secara fisik walaupun dindingnya telah dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi udara, sehingga suhu dalam ruangan tidak terlalu panas, namun belum sesejuk masjid Sudirman.
Pada saat shalat berjamaah di Al Hikmah masih menggunakan kipas angin. Kadang- kadang jika cuaca sangat panas barulah menggunakan AC. Namu ini tidak sering.
- Program “Puasa Tissue” Tissu merupakan produk yg sangat berperan terhadap makin sempitnya areal hutan kita, akibatnya penambatan carbon di alam menjadi merosot. Sehingga tissue punya peran besar terhadap rusaknya keseimbangan gas-gas di atmosfir (langit).
Untuk mengurangi penggunaan kertas tissue, masjid Al Hikmah telah menerapkan program “puasa tissue”.
Dari semula hanya 2 hari per bulan, kini sdh mampu tanpa tissue sebanyak rata-rata 26 hari dalam sebulan. Luar biasa.
Keberhasilan ini tentu karena kemauan keras para pengurusnya yang didukung oleh para jamaahnya. Bayangkan, kalau ada 10 kk jamaahnya yang menerapkan “puasa tissue” di rumah masing-masing.
Apalagi jika di Bali ada 100 masjid yang menerapkan puasa tissuue, tentu dampaknya terhadap pembalakan hutan akan significant.
- Efisiensi penggunaan air. Upaya ini amat relevan diterapkan di Bali, dan Jawa saat ini, mengingat Bali saat ini dihadapkan pada masalah krisis air bersih. Saat ini, sudah ada 1 kabupaten dan satu kota di Bali yang devisit air, yakni kota Denpasar dan kabupaten Badung.
Untuk mengefisienskan penggunaan air, dilakukan antara lain dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam berwudhu dengan menggunakan detektor, yang alatnya merupakan bantuan dari pihak Bandara Ngurah Rai.
Disamping itu, di masjid ini juga telah berupaya memanfaatkan limbah wudhu untuk budidaya tanaman, baik yang dibudidayakan di tanah, dalam polybag atau dalam pot atau dengan sistem hidroponic. Karena itu, saya memilihnya sebagai embrio masjid ramah lingkungan.
Dalam budidaya tanaman dengan sistem hidroponic masjid Al Hikmah tidak hanya melibatkan jamaahnya saja, tetapi juga melibatkan seluruh masyarakat disekitarnya.
Tidak saja warga Muslim tapi juga melibatkan warga non-Muslim. Para warga sering bertemu di kebun sayur.
Mereka bergotong royong saat menanam, memupuk, mengendalilan penyakit hingga waktu panen. Sehingga kegiatan budidaya tanaman mampu memperkuat hubungan fungsional antar warga yang berbeda etnis dan agamanya.
- Menghindari Penyedotan air tanah.
Selama ini, masjid Al Hikmah tidak pernah melakukan penyedotan air tanah, walau ada pihak-pihak yang menawarkan bantuan. Untuk menjaga siklus hidrologis memang seyogyanya penyedotan air tanah dihindari, terutama di perkotaan.
Karena saat ini eksploitasi air tanah sudah berlebihan. Yang perlu kita lakukan justru memasukkan air ke dalam tanah. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat sumur resapan atau lubang biopori.
Akibat penyedotan air tanah secara berlebihan dengan melakukan pengeboran yang kedalamannya melampui batas ketentuan, menyebabkan banyak sumur masyarakat menjadi kering. Akibat penyedotan air menyebabkan lubang pori-pori tanah kosong.

Penyedotan air tanah yang berlebihan membuat pori-pori tanah kosong. (foto: Suprio Guntoro)
Jika ini berlangsung lama akan menyebabkan permukaan tanah turun (amblas). Seperti yang terjadi saat ini di Jakarta, dimana permukaan tanahnya turun 3-6 cm per tahun.
Disamping itu, penyedotan air tanah menyebabkan lubang pori tanah kosong, sehingga terjadi interusi air laut. Akibatnya, sumur-:sumur warga rasanya menjadi asin.
Dan interusi air laut bila berlangsung dalam jangka waktu yang lama juga sangat membahayakan bagi bangunan-bangunan. Untuk memenuhi kebutuhan air, tetutama air minum, di Al- Hikmah, dilakukan dengan menampung air hujan.
Bahkan, masjid Al Hikmah sudah memiliki alat untuk mengolah air hujan menjadi air yang steril dan menjadi air alkali (basa) dengan Ph 8-9. Sehingga, banyak dimanfaatkan oleh warga sekitarnya untuk terapi atau minuman sehat.
- Pemanfaatan Air limbah wudhu untuk budidaya tanaman.
Air limbah dijaga agar tidak bercampur dengan air limbah kamar mandi, sehingga tidak tercemar oleh bahan kimia maupun najis.
Air limbah wudhu dikumpulkan melalui saluran khusus, lalu dinaikkan ke tandon dengan pompa, kemudian dengan tenaga grativasi dialirkan ke instalasi hidroponic atau media tanam dengan selang. Tanaman yang dibudidayakan adalah sayur-sayuran berumur pendek seperti sawi, petsai, kangkung, bayam dll.
Dalam budidaya sistem hidroponic, pihak Al Hikmah tidak hanya melibatkan para jamaahnya saja, tetapi juga masyarakat lain di sekitarnya. Di luar jamaah juga dilibatkan, termasuk para warga nonMuslim.
Dengan demikian, kegiatan budidaya tanaman tersebut mampu memperkuat hubungan fungsional antar wargan yag berbeda kultur, etnis dan agamanya
(BERSAMBUNG)