
Ilustrasi catatan Suprio Guntoro
Oleh : Suprio Guntoro
PRINSIP KESEIMBANGAN
Dalam Al Qur’an Allah menyatakan bahwa alam ini diciptakan dng prinsip “keseimbangan” ( QS AL MULK:3).
Dari berbagai referensi yang saya pelajari terkait dengan teori penciptaan, tidak satupun yang menyangkal prinsip yang ada dalam Al Qur’an tersebut. Apa itu dlm teori mekanika,kimia, fisika kwantum, maupun fisika quar, hingga teori bio molekuler, tidak satupun yang membantahny,a
Dalam teori ekologi maupun kosmologi semua sepakat bahwa keberlangsungan kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari hukum keseimbangan.
Terkait dng prinsip tersebut, Allah menandaskan pula dengan firmanNya dalam Al Qur’an surat
Ar-Rahman ayat 7-8 sebagai berikut
“Dan langit telah ditinggikan Nya dan diciptakan keseimbangan agar kamu jangan merusak keseimbangan itu “.
Kalimat ini sungguh dahsyat. Dimana ayat tersebut difirmankan Alloh pada abad ke 7, dan selama sekitar 10 abad atau seribu tahun menjadi bahan perdebatan diantara para sarjana Barat. Mereka ada yang bingung, ada pula yang tidak percaya. Ada yg menganggap sebagai dongengan belaka.
Ada yang bingung penuh tanda tanya. Bagaimana mungkin manusia mampu merusak keseimbangan langit yang amat tinggi dan untuk apa manusia melakukan perusakan keseimbangan langit. Sehingga sebagian besar di antara merka tidak percaya (tidak beriman) akan kebenaran Al Qur’an.
Seiring dng perjalanan waktu, di mana ilmu pegetahuan dan teknologi terus berkmbang, hingga pada suatu saat mereka terhenyak, terbelalak, dengan rasa malu-malu dan terpaksa, kalangan akademisi Barat baru menyadari dan memahami bahwa telah terjadi “gangguan keseimbangan” di langit yang menjadi ancaman serius bagi kehidupan mahluk di bumi.
Sejak memasuki abad ke 18 dengan munculnya “revolusi industri”, barulah para ilmuwan sadar bahwa keseimbangan langit kian terganggu, akibat ulah manusia dan akan menjadi ancaman global.
Dengan berkembangnya industrialisasi maka berkembang pula penggunaan mesin – mesin berbahan bakar energi fosil, baik dalam proses pengolahan, dalam transportasi maupun untuk pembangkit listrik, dengan limbahnya berupa gas CO2 (Carbon dioksida) yang makin banyak memenuhi atmosfir (langit).
Disamping Co2 juga terdapat produksi gas Rumah Kaca (GRK) lainnya, sperti metan (CH4), Hidro Fluoro Carbon, limbah dri AC, kulkas, dll. GRK GRK teesebut, semakin lama semakin merusak keseimbangan langit (atmosfir) .Disebut gas rumah kaca ( GRK) karena gas-gas tersebut menimbulkan fenomena yg disebut “efect rumah kaca*, yakni fenomena di mana panas matahri (ultra violet) yang jatuh ke permukaan bumi tidak dapat dipantulkan ke atas kembali karena erperangkap oleh gas -gas tersebut,, sehingga permukaan bumi semakin panas.
PERMUKAAN
bumi yang semakin panas itulah yang disebut dengan fenomena PEMANASAN GLOBAL Limbah dari AC (hIdro flluoro carbon maupun limbah kulkas (perfluoro carbon) volomenya memang relatif kecil, namun daya rusaknya terhadap atmosfir amat dahsyat, lebih dri 20 kali lipat dibanding CO2. Dalam kondisi normal (seimbang) pada atmosfir kita terdapat gas Nitrogen 82 persen, oksigen 16persen dan gas gas lain maksimal 2 persen. Kini , dengan berkembangnya budaya industri menyebabkan gas gas lain komposisinya semakin tinggi, Sementara gas oksigen komposisinya semkin berkurang.
PERANAN POHON
Meski manusia telah berulah, merusak keseimbangan langit, namun ALLAH SWT. masih menunjukkan kasih sayangNYA, dengan menciptakan mahluq yang dapat membantu menjaga keseimbangan langit. Mahluq tersebut adalah pepohonan.
Karena dengan daun daunnya, pepohonan mampu mengikat CO2, dan melalui proses fotosintesa dihasilkan oksigen (O2) yang amat berguna bagi manusia untuk bernafas. Tanpa oksigen kita akan mati.
Fungsi pepohonan disamping menjaga keseimbangan langit, juga penting dalam menjaga keseimbangan siklus hidrologis
. Di daerah di mana banyak tumbuh pepohonan, menyebabkann suhu udara d atasnya lebih dingin. Hal ini menyebabkan uap air laut yang berada diatasnya akan mencair, dan turun sebagai hujan.
Hujan yang jatuh ditanah yang tanpa pepohonan, energi potensialnya akan dapat mengikis tanah, sehingga timbul erosi dan atau tanah longsor. Air akan lari ke sungai dan terbawa ke muara. Bisa berakibat banjir, dan air hujan segera masuk ke laut lagi tanpa banyak manfaatnya. bagi manusia.
Tapi berkat adanya pepohonan, tenaga potensial air hujan bisa terkurangi oleh cabang, ranting dan daun-daunan, sebelum jatuh ke tanah.
Sebagian air akan disimpan oleh akar ke dalam tanah
‌dan tanah tidak longsor oleh tenaga kinetik air karena terpegang oleh perakaran pepohonan. Sehingga di musim kemarau tanah tidak cepat kering, dan sumur sumur masyarakat masih tetap berair.
Pengembangan beberapa jenis tanaman hidroorologis seperti bambu, kopi, beringin dll akan dapat menumbuhkan mata air. Sebagai sumber air minum, untuk berwudhu, mandi, mencuci dll.
Begitu pentingnya keberadaan pepohonan untuk menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi ini, bisa kita simak pada sabda Nabi berikut ini: jika akan terjadi hari kiamat, sementara di tangan salah seorang dari kalian ada tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah ( HR Bukhori dan Ahmad)
BERSAMBUNG….
*) penulis adalah pendiri Laboratorium Inovasi”ULUL ALBAB , mantan Ketua Komisi Lingkungan Hidup MUI Bali.