
Oleh, Fedinand Marcos Ujang Raja Guk Guk
” Dr. Zakir Naik, seorang sosok dokter medis yang menyampaikan ilmu pengetahuan berdasarkan Kitabullah ( Al Quranul Karim, Injil, dan Kitab – Kitab Suci Ummat Manusia ), serta kadang mengkomparasinya, lalu menghubungkannya atau menunjuk realitas daripada Kitab Suci. Beliau konsisten, dan ilmiah serta bertanggung jawab secara ilmu pengetahuan tepat di abad 21, bahkan akan menepati pada abad – abad seterusnya sesuai bilangan asli, begitupun retorikanya sesuai sikon, tentu kasuistik serta selalu tepat, karena selalu berbasis Ilmu pengetahuan modern sejak abad 6-7 ( dimulainya Tokoh Mulia turunnya Kitab Suci Al Quran ) Tokoh yang Paling Berpengaruh menurut Michael H Hart dalam bukunya , “
The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History “. Dan pasti, akan seterusnya sepanjang abad dan masa.
Karena Al Quran sejatinya dan niscaya adalah kitab modern saat jaman jahiliyah, bar – bar, sampai tahun 1950 an saat Penduduk Wanita Nusantara di Bali masih bertelanjang dada didepan publik dalam keramaian , maupun dihadapan kamera.
Sampai saat saat ini, Kitab ini berlaku modern ( manusia , dan karya yang berkemajuan ) dan selalu terdepan dari teoritis manusia dan hasil daripada pengetahuan apapun ke bakal kedepannya, serta bahkan tak berbatas waktu. Termasuk attitude kaum penganutnya akan semakin terbukti modern dengan ahlak baik, adab luhur serta setia menghormi hakekat harkat dan martabat manusiawi ( melulu hormati HAM ). Namun hal demikian ini menurut pemikiran sehat, cerdas dan objektif manusia yang mau menerima makna luas hakekat modern yakni makna diterima oleh masa atau zaman, karena mengandung kehidupan toleransi, aman dan damai.Oleh sebab kebesaran dari subtansial daripada isi Bab dan Pasal – Pasal ( surah dan ayat ) Kitab Suci Al Quran ini, sebagai penuh hikmah didalamnya, dan hal kebenaran ini telah disampaikan atau dipersembahkan, walau baru sebagian kebenarannya dari Ilmu yang Maha Luas, oleh Dr. Nike. Karena Dr. Naik pun bukan manusia komplit, tetap jauh dari sempurna, karena tiada manusia yang dapat mengungkap keseluruhan dari ilmu Sang Maha Tuhan. Walau para manusia menulis makna segala pengetahuan, dari ilmu yang berada didalam surah dan ayat dengan menggunakan tinta dari air seluruh samudera serta ditambah kembali oleh air seluruhnya sebanyak samudera tersebut. Hal ini sebagai isyarat serta ketetapan bahwa, ” mahluk manusia yang amat cerdas pun, absolut memiliki ilmu yang amat terbatas “.
“Sungguh Kitab ini sempurna sampai benda benda langit runtuh dan setelahnya”.
Namun orang – orang yang mengaku dan mengajak agar berpikiran demokrasi dan modern bahkan liberal ( over demokrasi ) kok malah mengejar, memusuhi-nya. Bahkan diikuti dengan berbagai ancaman ingin membunuhnya. Jadi apa makna kebebasan atau demokrasi bagi negara2 yg menganut kebebasan ( liberal ) serta dalam hubungannya yang amat prinsip tentang HAM. dalam segala perikehidupan, termasuk kebebasan menyampaikan pendapat, terlebih pendapat temuan ilmiah dan modern dan atau mengajak bersama – sama untuk berpikir maju serta progresif sesama manusia sebagai zoon politicon atau mahluk sosial menurut Ariestoteles”
Kenapa yang memusuhi Beliau, tidak mengajak, diskusi atau debat terbuka Dr.Naik ?
Bahkan, Dr. Naik dimintakan pertanggung jawaban hukum terhadap dirinya, jika apa yang Ia Dr. Naik sampaikan bias dari sisi pertanggung jawaban ilmu pengetahuan, baik medis secara praktikum dan atau teoritis yang sudah teruji, atau pengetahuan umum ( ilmiah ) lainnya. Sanksi ini penting, karena ketika Dr. Naik salah, kausalitasnya akan menyesatkan pengetahuan dan korban ummat manusia, baik ilmu tentang evolusi manusia, astronomi, bahasa manusia dan perkembangannya, manusia purba dan perbandingan kebenaran dialog Malaikat, Iblis di surga serta koneksitasnya dengan arkelogis, termasuk ilmu anatomi dan keberadaan semua ragam mahluk, flora, fauna, udara, bakteri, benda atom, benda molekul sampai dengan manusia dan kehidupan alam sekelingnya serta perkembangan dan hasil dari pengetahuan yakni karya tehnologi manusia yang canggih, segala macam karya yang riil ada, mau pun yang telah punah, dan gambaran yang bakal ada atau bakal terjadi pada bumi dan pada manusia serta zat lainnya diatas bumi, perut bumi maupun diluar angkasa ? Maka ketika bertentangan dengan apa yang Dr. Naik sampaikan oleh sebab hasil fakta serta bukti dari hasil berbagai proses analisis dan diagonosa labarotorium, hasil praktik dan laboratorium ilmu pengetahuan, yang menggunakan atau memakai ruang dan perkakas medis atau library, semua daripada apa saja yang pernah Ia sampaikan secara general kepada masyarakat dunia. Namun ketika Dr. Naik benar oleh sebab kebenaran yang berasal dari proses ilmu pengetahuan yang berdasarkan Kitab Maha Sempurna ? Apa taruhannya . Walau cukup iman, atau selesai perdebatan, beri kebebasan nafsi – nafsi, bagi kalian untuk kalian, bagi kami , untuk kami. Sepakatkah. Hendakah kaum orintelis, para kelompok dan atau golongan moderat, kaum modernisme ? Yakin, tidak mungkin sepakat, karena Iblis dan atau para cucunya belum mati.
Kok intelektual dunia tetibanya jadi bodoh terhadap kebenaran dan pendapat, jika bersentuhan dengan kepentingan dirasa akan merugikan bisnis atau perolehan dividen mereka atau ada politik dan misi lain ?.
Karena fenomena realitas yang dirasakan, segala doktrin oleh kaum yang menyatakan moderat dan na’asnya banyak pula diamini oleh kelompok Islam moderat ( muslim modern, islam liberal ), selalu diserempetkan dengan kata kontradiktif dan provokator, yaitu sebutan ; ” islam radikalis, ekstrimisme, bahkan terorisme. Terhadap terhadap Dr. Naik, dan yang sepaham, atau terlebih yang menjadikan Dr. Naik sebagai idola, termasuk kepada orang atau individu yang setipe sosok berkepribadian sama dengan Dr. Naik. Atau individu yang Radik kepada berpondasi kepada hakekat kebenaran, dan keras menolak terhadap kedzoliman.
Padahal mereka para intelektual modern tersebut, dengan ilustrasi inteleketualitas mereka dari negara ” USA dan Para Antek atau sekutunya “, sedang memperlihatkan sesuatu hal yang amat buruk dari sisi tujuan ilmu pengetahuan ( modern ) sehingga subtansial mereka sendiri sebenarnya yang justru berlaku seperti mempertahankan politik color barisme, namun tragis, ironis, doktrin ( sesatnya ) justru ditujukan kepada golongan manusia, yang sudah memiliki panduan Al Quran Kitab Maha Sempurna. Luar biasa ekstrimis dan terorisme-nya ? Karena berusaha sabotase secara massiv kepada kebenaran melalui pendapat moderat ala modern melalui methode usang orientalis, dengan menggunakan perangkat serta sistim elektronika digital, dengan misi dan visi melakukan obstruksi kepada Ilmu Pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui Sosok – Sosok Individu dari Para Nabi, sosok sosok Mulia Pembawa Kitab Suci, lalu dari abad ke abad turun berlanjut pada sebuah abad kini dan ( modern) yang didalamnya ada salah seorang sosok dalam wujud Dr. Zakir Naik.
Walaupun ” mereka amat paham bahwa ilmu pengetahun tidak boleh bohong, jika bohong, atau sedikit dibumbui dusta, maka implikasi dan kausalitasnya adalah membahayakan, bahkan membodohkan saat kemudian kepada banyak ummat manusia kedepannya. “
Memang liberal jauh atau sengaja menjauh dari percaya adanya Tuhan Zat yang tak kasat mata, walau tampak oleh mereka nyata jutaan hasil CiptaanNYA, serta dinikmati dengan sadar atau tak disadari karena menempel pada tubuh mereka dan ada pada alam sekitarnya, baik yang dapat disentuh panca indera atau sekedar menatap benda- benda langit, dan langit itu sendiri yang bergantung namun tak bertiang.
Bahwa kepedulian Dr. Naik terhadap seluruh ummat manusia lintas bangsa, lintas negara tentang inti kebenaran melalui representasi ilmu dan ( daripada ) kebesaran Sang Zat yang Maha Berkuasa, pastinya berguna kepada manusia dan alam sekitarnya.
Hubungan antara Komunism dan Liberalisme yang sama – sama berangkat dari sekuleristik, dan kaitannya terhadap sosok Dr. Naik dengan muatan penyampaian narasi yang bermaterikan kebenaran yang berasal dari kebesaran Sang Zat Yang Maha Berkuasa, yang disampaikan serta dipastikan sangat berguna kepada general manusia demi persatuan lintas bangsa dan lintas negara sebatas mahluk hidup atau zoon politicon mahluk sosial yang saling membutuhkan dimasa kehidupan. Dengan garis prinsip dibatasi kepercayaan hakiki tentang alam kehidupan kedua seluruh manusia kelak.
Sehingga subtantif, terkait hubungan antara kedua isme dan sang tokoh medis Dr.Naik dan atau ” Naikisme ” , yakni kelompok manusia atau golongan yang punya isme sebagai sosok manusia yang jatidirinya konsisten memperjuangkan pengetahuan dan kebenaran. Maka salah seorang tokoh ulama besar sekaliber sosok intelektual look like atau dapat diidentifikasi sebagai mirip Dr. Naik, atau Naik-isme di negara Indonesia, mudah dikenali bagi para musuh, maupun pemujanya atau kaum netral ditanah air, langsung terbayang merujuk seorang tokoh ulama besar di RI. yang masuk keluar sel penjara, yakni ” Sang Imam Besar Habib Riziek Shihab, The Great Leader “, Seorang Pemimpin Ummat Islam di Negara ini, dekade SBY – Jokowi, salah seorang Tokoh Asset Islam Dunia, yang ditakuti oleh orientalism dan Anak Cucu Kubilai Khan.
Maka hubungan antara kaum komunis dan liberalis terhadap sosok Dr. Naik adalah terletak perihal percaya atau tidak kepercayaan akan keberadaan Zat Tuhan berikut ancaman hukuman kelak pada hari dan suasana yang disebut akhirat, sehingga berakibat adanya kesombongan jiwa mirip sosok Iblis yang congkak, yang pernah ada di SyurgaNYA dan sama – sama belum menyesali atas penggunaan bekal nafsu syahwat yang berlapiskan kecongkakan.